Film bertema
nasionalisme mungkin sudah banyak dihadirkan oleh para insan perfilman.
Dari cerita yang dibalut dengan persahabatan, hingga perjuangan kaum
muda, tidak sedikit
menjadi tema besar dalam cerita. Seakan ingin tampil
berbeda dari yang lainnya, Harris Nizam, sutradara film Hasduk Berpola
mengangkat tema pramuka sebagai film nasionalisme yang kaya nilai. "Film
ini adaptasi dari buku karya Bagas Dwi Bawono. Sebuah cerita pendek
tentang Hasduk Berpola, yang menceritakan keprihatinannya terhadap mulai
lunturnya rasa nasionalisme di kalangan masyarakat Indonesia," ujar
Harris Nizam, yang menjadi sutradara dalam film Nasduk Berpola, saat
ditemui di MetroTv, pada Kamis (21/3). Menurut Harris, Hasduk Berpola
diawali dari ingatannya mengenai Sidang Paripurna DPR yang dihadiri
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pejabat-pejabat yang hadir lupa lirik
lagu kebangsaan "Indonesia Raya", pada 2009 silam. "Saya pikir sungguh
keterlaluan sekali. Di acara kenegaraan yang penting seperti itu,
pejabat-pejabat kita lupa menyanyikan lagu Indonesia Raya. Lagu
kebangsaan menurut saya tolak ukur nasionalisme kita. Hal seperti itu
saja terlupakan, bagaimana dengan nilai lainnya," imbuhnya. Menurut
Harris, cara termudah untuk mencintai Indonesia adalah dengan bisa
menyanyikan lagu "Indonesia Raya" dengan baik. Karena itu, dia merasa
prihatin dengan banyaknya generasi muda yang tidak hafal dengan lirik
lagu "Indonesia Raya". Pramuka juga baginya mengajarkan banyak nilai
nasionalisme. Hasduk sendiri dikenal sebagai kacu pramuka, salah satu
atribut seragam pramuka berwarna merah dan putih. "Semoga dengan film
ini, kita sama-sama mengingat bagaimana perjuangan di jaman perebutan
kemerdekaan. Jangan sampai anak-anak justru tidak tahu lagu kebangsaan
kita seperti apa," pungkasnya. Hasduk Berpola menghadirkan bintang baru
sekaligus pemeran utama, Bangkit Prasetya. Selain itu, film berdurasi
100 menit ini juga menampilkan Iga Mawarni, Petra Sihombing, Calvin
Jeremy, Alisia Rininta, Hery Savalas, Ranti Purnamasari, Meitha Thamrin,
Niniek L. Karim, Hadi Subiyakto, Fay Nabila dan seniman senior sekelas
Idris Sardi.
Sumber : www.metrotvnews.com dan http://radarpramuka.blogspot.com |
0 komentar :
Posting Komentar